Selasa, 26 April 2011

Detik-Detik Terakhir Dipenghujung Pulsa


Putus!! Apa yang ada dibenak Anda dengan kata tersebut?? Apapun itu artinya, yang jelas, yang dimaksudkan disini (versi Adham) adalah berakhirnya hubungan ‘pacaran’ antara dua insan yang sebelumnya sempat menjalin kasih. Lantas selain ‘putus’ ada pula ‘nyambung’ yakni hubungan tersebut terjalin kembali karena sesuatu dan lain hal (versi Adham). Simpelnya seperti itu saja ya. Jika kita melihat kata ‘putus’ dan ‘nyambung’ maka kita pun akan sangat familiar dengan sebuah judul lagu yang dibawakan oleh BBB (Bukan Bintang Biasa) yaitu Putus Nyambung. Untuk mengingat kembali lagunya, berikut saya kutip lirik lagunya:

Ini mimpi anak remaja
Seindahnya mimpi para dewa
Tak pernah berhenti ceritanya
Yang biasa jadi tak biasa

Memangnya dunia ini punyamu
Apa memang hanya ada kamu
Banyak yang bisa menggantikan
Putus satu tumbuh seribu

reff:
Putus nyambung putus nyambung putus nyambung
Sekarang putus besoknya menyesal
Kalau loe laku hari ini putus
Ya putus aja

Putus nyambung putus nyambung putus nyambung
Kalau dekat benci kalau jauh kangen
Lihat saja nanti apa yang terjadi
Putus ataukah nyambung

Aku tau kamu masih suka
Aku dan kamu memang gengsian
Sampai kapan harus begini
Putus nyambung putus nyambung terus

Putus nyambung putus nyambung putus nyambung putus nyambung
Putus nyambung putus nyambung putus nyambung putus nyambung
Gitu dong…
Ngarep loe..

Tentunya, Kita semua pasti mengalami hal -putus nyambung- tersebut bukan?? Penyebabnya kadang merupakan hal yang sepele saja, atau bahkan karena sesuatu hal yang benar-benar riskan.

Suatu ketika, ada seorang Sahabat, sebut saja namanya Tejo. Dia menjalani kisah asmara dengan seorang gadis, sebut saja namanya Surti. Mereka berdua telah menjalani kisah asmara bertahun-tahun lamanya.

Didalam perjalananya, banyak sekali tentang kisah ‘putus-nyambung’ yang tercipta disela-sela cinta yang mereka miliki. Dan terkadang butuh waktu yang cukup lama untuk Tejo dan Surti agar mereka –nyambung- kembali untuk menyatukan hati yang sama-sama masih memiliki perasaan cinta.

Hmm... kini Tejo dan Surti benar-benar dalam masa sulit untuk menjalani masa ‘putus’ antara mereka berdua. Namun Surti sendiri kini telah mendapatkan pengganti bagi Tejo. Ada yang berbeda disini, walaupun antara mereka berdua kini sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Namun hubungan komunikasi yang tercipta antara keduanya yang terpisahkan antar pulau pun tetap lancar. Yang tak jarang, dalam setiap pesan yang dikirim oleh Surti kepada Tejo ataupun sebaliknya masih terdapat kalimat ‘i miss u’ ‘i love u’ atapun kata ‘sayang’. Hal inilah yang meyakinkan Tejo bahwa Ia dan Surti kini menjalin sebuah hubungan tanpa status, yang dalam bahasa gaulnya disingkat menjadi HTS.

Namun pada suatu hari, hubungan komunikasi tersebut menjadi renggang. Ini tak lain karena kekasih Surti yang baru, sedang berkunjung ke kota dimana Surti berada. Tetapi didalam pengakuannya kepada Tejo, bahwa Surti dan pria tersebut kini sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Bahkan dalam pengakuannya kepada Tejo, bahwa Ia pun tidak tahu dimana keberadaan pria tersebut.

Tejo yang begitu cintanya kepada Surti mencoba mencari tahu tentang kebenaran pengakuan yang dinyatakan oleh Surti. Alhasil, Tejo yakin bahwa Surti telah berbohong padanya. Mungkin Tejo terlalu over dalam hal ini, karena sebenarnya mereka berduapun menjalani HTS. Hal yang sangat Tejo sesalkan, bahwa mengapa Surti harus menyangkal terhadap hubungannya bersama pria tersebut. Hal yang sama pun dilakukan oleh pria yang ‘memacari’ mantannya tersebut. Maklum Tejo pun telah ‘mengantongi’ nomor handphone milik pria tersebut.

Cuma beberapa hari saja pria itu berkunjung di kota Surti. Giliran pria tersebut go out dari sana menyusul akan berakhirnya masa cuti yang ia dapatkan, Surti kembali menghubungi Tejo dengan intensitas yang kembali normal.

“titititit....” bunyi ringtone handphone tipe kuno milik Tejo, tidak seperti kebanyakan lainnya yang sudah upgrade ke BB, Ipad atau bahkan hingga Android. Telpon dan SMS, itu yang penting bagi Tejo, cuma itu saja. Handphone Tejo berbunyi pertanda ada telpon masuk, ketika ingin dijawab malah telpon tersebut ditutup oleh si penelpon. Ternyata ‘cumi’ doang alias ‘cuma misscall’. Kali ini ada yang berbeda, ‘cumi’ tersebut berasal dari nomor pria tersebut. Pertama kalinya Tejo dihubungi walaupun hanya sekedar ‘cumi’. Tak hanya sekali ‘cumi’ itu berlangsung, tapi berulang-ulang kali ia lakukan. Hal ini membuat Tejo bertanya, ada apa gerangan dengan ‘cumi-cumi’ ini? Tejo mencoba untuk menghubungi Surti dengan maksud ingin menanyakan tentang ‘cumi’ dari pria tersebut. Namun pada saat Tejo mencoba untuk menghubungi Surti, ternyata nomor Surti sibuk. Tak lama kemudian pria itu ‘cumi’ lagi ke handphone Tejo. Dari situlah Tejo menarik kesimpulan bahwa pria tersebut menduga bahwa Tejo sedang telponan dengan Surti.

Sms dikirim... Tejo mengirim pesan singkat kepada Surti. Selang beberapa waktu kemudian, Surti membalas sms dari Tejo dan meminta agar Tejo menelpon Surti saat itu juga. Tidak pake lama dan tanpa basa-basi, Tejo pun lekas menelpon Surti. Dengan prefixed call akhirnya perbincangan pun dimulai. Tejo yang penasaran atas ‘cumi’ dari pria tersebut akhirnya disampaikan kepada Surti. Namun, Surti hanya menjawab bahwa apa hubungannya dengan dirinya. Pada saat perbincangan tersebut berlangsung saja, handphone Tejo pun masih saja mendapat ‘cumi’ dari pria tersebut. Karena saking sebelnya, Tejo pun kembali menanyakannya kepada Surti tentang pria tersebut. Pada saat itulah Surti kembali menegaskan bahwa antara dirinya dan pria tersebut kini memang sudah tidak ada apa-apa lagi.

Pada malam itu, perbincangan antara Tejo dan Surti dilanjutkan lagi dengan video call via Skype. Perbincangan yang lebih dari 3 jam tersebut penuh dengan kehangatan, serasa Surti benar-benar ada disamping Tejo. Namun, masih saja pria tersebut melakukan ‘cumi’ kepada mereka berdua. Karena bosan selalu di’cumi’, Surti pun mengirimkan sebuah sms kepada pria tersebut, yang isi smsnya kurang lebih menegaskan kepadanya bahwa Surti dan Tejo kini telah nyambung kembali. Untuk menegaskan pula, Tejo pun mengirimkan sms yang sama kepada pria tersebut dengan isi sms yang sama pula.

Tak lama kemudian, mereka berdua pun mendapatkan pesan balasan dari pria tersebut. Isi smsnya pun tentang ucapan selamat bahwa Tejo dan Surti telah balikan –nyambung- kembali. Tejo pun membalas sms tersebut dengan menegaskan agar untuk pria tersebut tidak lagi menghubungi atau mengganggu Surti dan pria tersebut pun membalas sms Tejo dengan ucapan selamat karena Tejo dan Surti sudah jadian kembali. Akhirnya tatap muka dengan video call via Skype tersebut berakhir saat menjelang subuh.

Hari selanjutnya, pada saat hati Tejo sedang bahagia atas penegasan Surti kepadanya semalam, terlebih dengan sms yang diterima Tejo dari pria tersebut, Tejo pun mencoba untuk menghubungi Surti disaat pagi menjelang siang. Sms pun digencarkan, saling berbalas sms hingga inbox diantara mereka saling tumpang tindih. Bagaikan sepasang muda-mudi yang dimabuk asmara, siang itu telah menyita waktu mereka untuk saling ber-sms-an ria.

Menjelang sore di Papua, namun di pulau Jawa sang matahari masih pada posisinya di tengah langit. Ya, Tejo dan Surti pun tidak berada pada satu kota. Hampir pukul 1 siang di kota Jogja, Surti pun segara bersiap-siap untuk pergi mengikuti les private Bahasa Inggris disalah satu LPK yang ada disana. Surti pun meminta kepada Tejo untuk menemaninya dalam perjalanan menuju tempat ke kursus. “Ok,” Tejo pun mengiyakan pinta dari Surti. Sepanjang perjalanan menuju tempat kursus, mereka pun berbincang melalui telpon. Speaking with english, itulah yang mereka lakukan selama percakapan ditelpon tersebut. Yang terkadang membuat Tejo pun sampai bingung dikarenakan kosa kata yang ia miliki sangat terbatas untuk berbicara dalam bahasa inggris.

Masih dihari yang sama. Menjelang malam di Papua. Komunikasi pun dilanjutkan sesaat setelah Surti pulang dari kursus Bahasa Inggrisnya tersebut. Gelap menyelimuti bumi, pertanda malam pun telah tiba. Hampir tengah malam, kira-kira pukul 11 malam di Papua. Tiba-tiba Surti pun mulai lamban dalam membalas sms, dan lambat laun sms pun tidak dibalas olehnya. Tejo pun bertanya dalam hati, apakah Surti sudah tidur? Namun secepat itukah dia tertidur? Akhirnya Tejo mencoba untuk menelponnya, namun terdengar nada sibuk pada saat Tejo menelpon Surti. Tejo pun mencoba untuk menghubungi si pria tersebut dan ternyata nomor pria itu pun sama sibuknya dengan Surti.

Saking sebelnya, Tejo pun mengirimkan sms kepada Surti yang menanyakan apakah ia bertelponan dengan pria tersebut. Namun Surti membalas sms dengan mengatakan jika ia tidak bertelponan dengan pria tersebut. 1 jam telah berlalu, 2 jam telah berlalu, 3 jam telah berlalu dan hampir subuh di Papua. Namun nomor Surti masih tetap sama sibuknya, begitu pula dengan nomor pria tersebut.

Hati Tejo semakin panas! Tak lain dan tak bukan, bahwa Surti sedang bertelponan dengan pria tersebut. Lantas Tejo pun berpikir, apakah maksud dari semua ini? Apakah dirinya hanya merupakan manusia bodoh yang harus dipermainkan? Sedangkan perasaan cinta yang ia miliki pun tiada pernah berubah.

Dengan sangat terpaksa, akhirnya Tejo mengirimkan sms kepada Surti dengan isi sms bahwa jika Surti sudah selesai telponan dengan pria tersebut untuk menghubunginya sesegera mungkin. Tejo pun dengan nada yang marah mengirimkan sms kepada pria tersebut, yang menyebutkan bahwa pria tersebut sangat munafik!

Namun sejak malam itu, Surti pun tidak pernah menghubungi Tejo. Hal ini yang membuat Tejo kembali berpikir tentang Surti. Begitu mudahnya ia labil dengan situasi dan kondisi yang ada.

Tejo pun kembali merenungkan semua ini. Memikirkan tentang baik dan buruknya jika ia masih tetap bersama Surti. Walaupun didalam hatinya, masih ada cinta yang begitu besarnya kepada Surti. Hal apakah yang harus Tejo lakukan, ini selalu dipikirkan olehnya.

“Mungkin aku harus mengganti nomor handphone ini. Dengan cara ini mungkin situasinya akan berubah. Biar saya tidak selalu mengganggu hubungan antara Surti dan pria tersebut. Walaupun ia mengatakan sudah tidak bersama pria tersebut tapi kenapa mereka masih tetap berhubungan. Jika situasinya terus seperti ini, maka siapa yang harus cemburu siapa? Jika aku menghubungi Surti, pasti pria itu akan cemburu dan begitu pula sebaliknya,” ucap Tejo dalam hatinya.

Beberapa hari kemudian, namun Tejo belum juga mengganti nomor handphonenya. Dan Surti pun tidak sekalipun menghubungi Tejo. Ketika Tejo diajak oleh temannya. Tiba-tiba datanglah ‘cumi’ dari pria itu. Segera saja Tejo mengangkat telpon masuk tersebut, namun sayang, itu hanyalah sekedar ‘cumi’. Langsung saja Tejo menghubungi pria tersebut, namun pria itu pun tidak juga mengangkat telpon dari Tejo. Karena telponnya tidak juga dijawab, Tejo pun segera mengirimkan sms kepada pria tersebut. Tidak lain isi dari sms yang dikirimkan oleh Tejo adalah bahwa pria tersebut tidak usah khawatir lagi kepadanya, karena Tejo akan segera mengganti nomor handphonenya sehingga Surti tidak lagi bisa menghubungi Tejo. Agar hubungan antara meraka tidak dilekati dengan rasa saling mencurigai.

Hal ini mungkin memang berat untuk dilakukan oleh Tejo. Namun, memang sebelumnya Tejo telah membeli sim card yang baru. Baginya, suatu saat nanti memang ia harus mengganti nomor handphonenya dengan yang baru. Tejo hanya menunggu hingga pulsa di nomornya yang lama habis terpakai, setelah itu ia akan menggantinya dengan nomor yang baru.

Tepat menjelang seminggu semenjak hari dimana terakhir kali Tejo dan Surti saling kontak. Dimana pulsa di nomornya yang lama yang telah habis. Tiba-tiba saja Surti menghubungi Tejo. Seolah-olah bahwa Surti pun tahu bahwa Tejo akan mengganti nomor handphonenya tersebut. Dengan sangat berat hati, telpon masuk dari Surti tersebut tidak dijawab oleh Tejo. Ada 10 panggilan tidak terjawab yang tampil di layar handphone ‘butut’ milik Tejo. Dan semua itu adalah panggilan masuk dari Surti.

“Kenapa engkau harus menghubungiku disaat detik-detik terakhir aku menggunakan nomor ini. Disaat detik-detik terakhir dipenghujung pulsa ku habis? Maafkan aku Surti, aku dengan sangat terpaksa melakukan hal ini. Semoga saja engkau mengerti dengan apa yang aku lakukan ini,” ujar Tejo dalam hati kecilnya.

Ketika berada dirumah Temannya, Tejo pun sore itu mengganti nomor handphonenya yang baru. Sim cardnya yang lama telah ia buang dan hanyut terbawa oleh ombak dipiggir pantai. Karena memang rumah temannya tersebut berada dipinggir pantai, lokasi yang sangat strategis dengan pemandangan pantai yang sangat indah.

Tejo hanya berharap, semoga dengan diganti nomor hanphonenya tersebut, semuanya akan menjadi baik-baik saja, lebih baik dari sebelumnya. Hingga Surti pun dapat bahagia dan lebih fokus kepada pria itu, begitu pula dengan kekasih Surti yang baru, agar tiada lagi ia curiga kepada Tejo.

.:TAMAT:.

Kisah ini terinspirasi dari Kisah Cinta “Adham”.
Sedangkan sebagian besar isi cerita adalah khayalan dan imajinasi penulis saja.
Jika terdapat kesamaan cerita, nama tokoh, atau tempat, maka ini hanyalah kebetulan saja. Karena kisah sebuah kehidupan tak jauh-jauh dari lingkungan sekitar Anda bahkan dari dari kita Sendiri.

Thanks to Dewa Made Pangestuadi atas Judul dari kisah ini :p

5 komentar:

  1. panjang juga ceritanya sob, hehehe..sukses yah buat blognya

    salam dari sahabat baru,

    BalasHapus
  2. hehehe.... ini cm sebagian kecil aja sob..
    apa yg kurasa, itu yg tertuang :D

    makasih sdh mampir disini...
    salam persabahatan gan...

    BalasHapus
  3. @hujangede: makasih sob.. :D
    @viewwit: hehehe... like that lah^^

    BalasHapus

Protected by Copyscape Online Plagiarism Test
Jangan lupa untuk meninggalkan komentar -cacian- setelah Sahabat membaca Tulisan dibawah ini yah...



Copyright (c) 2008-2011 by Ikhwal a.k.a Adham
All Right Reserved

Contact ikhwal_85@yahoo.com atau ikhwal_st@yahoo.com