Minggu, 03 April 2011

Disaat Ku Terjebak

Dimanakah aku menyimpan kunci itu? Disaat aku ingin kembali membuka pintu yang telah tertutup rapat. Begitu kuatnya pintu ini terkunci rapat, sehingga dengan sukarnya untuk aku dobrak sendiri. Seperti sebuah gerbang saja, pintu ini, sehingga tak mampu untuk aku membukanya. Walaupun itu terkunci sekalipun.

Tak mampukah aku untuk membuka pintu ini? Padahal, ingin sekali aku memberikan cahaya terang kedalam ruangan yang hampa ini. Aku pun terkurung didalamnya. Terjebak dalam gelap dan penuh dengan kepenatan. Tak satupun titik-titik jendela yang mampu untuk ku buka, apalagi untuk membuka pintu ini. Sungguh, aku benar-benar terjebak didalam ruangan ini. “Toooolllloooooonngggggg.....!!!!” sekuat mungkin aku berteriak. Namun apalah daya, aku ternyata berada didalam sebuah ruangan yang kedap terhadap suara. Aku hanya dapat mendengar suaraku sendiri, yang bergema diantara dinding-dinding yang kokoh bagaikan baja.

Ku coba untuk tenang. Terdiam dan mengingat kembali, dimanakah aku meletakkan kunci ‘ajaib’ itu. Mustahil! Ternyata pintu dan titik-titik jendela ini tak berkunci. Namun mengapa tak satupun yang dapat ku buka? Lantas, mengapa ku harus berada didalamnya? Ku kembali mencoba untuk tenang. Kembali pula terdiam dan mengingat, mengapa aku berada didalam ruang yang gelap ini. Mustahil! Ruang ini dahulu merupakan ruangan yang penuh dengan lantuan melodi dan syair dan begitu terangnya tanpa ada satupun jendela dan pintu yang terkunci. Lantas, mengapa ruangan ini kini menjadi gelap dan senyap? Dan tak ada satupun jendela atau pintu yang dapat ku buka? Lalu kemanakah semua lantunan melodi dan syair yang biasa kudengar itu?

Akhirnya aku tersadar, ternyata selama ini aku telah hanyut dalam sebuah keindahan dan nikmatnya lantunan melodi dan syair yang kuciptakan sendiri. Dan aku pun merasa bahwa ini adalah nyata untuk selamanya. Hingga suatu ketika aku tak sadarkan diri, terlena dalam buaian manisnya keindahan itu sendiri. Yang tak lama akupun, bagaikan tertidur lelap, bersama dengan mimpi-mimpi yang indah. Dan disaat ku terjaga dari tidur lelap ini, aku pun kaget bahwa kini aku berada didalam sebuah ruangan yang gelap dan sukar untuk ku buka.

Ternyata, aku tak butuh kunci untuk membukanya. Tak perlu pula untuk ku dobrak agar terbuka kembali. Hanya satu yang dapat kulakukan -yakin dan percaya- maka pintu ini akan terbuka kembali. Dan sinar-sinar yang terang akan kembali menyinari ruangan ini. Serta akan kembali pula aku mendengar lantunan melodi dan syair yang indah.

Dan ada satu pula yang harus ku lakukan agar tiada pernah ruangan ini menjadi gelap dan tertutup rapat. Bahwa aku tak boleh terlena, terlebih hingga ku terbuai dalam keindahan-keindahan yang tercipta. Karena buaian-buaian itu dapat membuatku terlelap hingga menidurkan ku kembali, hingga pada saat ku terbangun, aku akan kembali berada dalam situasi seperti yang sekarang sedang aku alami.

Inilah akhir kisah yang ku tuliskan, disaat aku masih berada didalam sebuah ruangan gelap dan hampa ini. Setelah kisah ini berakhir, aku mungkin belum dapat kembali merasakan cahaya-cahaya terang itu, dan masih belum dapat mendengar indahnya lantunan melodi dan syair. Bukan -yakin dan percaya- tak mempan untuk semua ini. Namun ada satu hal yang masih belum bisa untuk ku capai dan untuk ku laksanakan, yaitu ikhlas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Online Plagiarism Test
Jangan lupa untuk meninggalkan komentar -cacian- setelah Sahabat membaca Tulisan dibawah ini yah...



Copyright (c) 2008-2011 by Ikhwal a.k.a Adham
All Right Reserved

Contact ikhwal_85@yahoo.com atau ikhwal_st@yahoo.com