Senin, 02 Mei 2011

Terjebak Dalam Cinta Yang Terlarang (4)

Back to story...

Beberapa hari pun berlalu sudah. Tiba-tiba hp Aca berdering, seraya ada sebuah pesan singkat yang masuk didalamnya. Setelah dibaca, ternyata sms itu datangnya dari dosen pembimbing skripsinya dahulu.

“Aco, saya dapat tawaran nih, menjadi asisten di Universitas Gajah Mungkur,” ujar Aca.

“Maksudnya asisten bagaimana?” Aco balik bertanya.

“Begini, kan kemarin skripsi saya tentang sebuah bandara gitu. Nah, kebetulan di kampus itu sedang ada proyek yang menangani mengenai studi kelayakan pengembangan bandara yang sama dengan skripsi ku. Kebetulan juga, pembahasan kita disini itu sama gitu,” penjelasan Aca.

Mereka berdua pun membahas hal tersebut dan pada akhirnya Aca menerima tawaran yang diberikan tersebut.

Pada suatu hari, mereka berdua mencoba untuk masuk di salah satu akun social networking yang telah mereka buat. Akun yang dimasuki adalah akun milik Aca, dan tiba-tiba didalam akun tersebut ada sebuah inbox yang datangnya dari seseorang dengan nama ‘Real Madrid’, nama yang sama dengan klub sepakbola dunia. Isi pesannya sangat mengejutkan, “I miss u like crazy”.

“Hmmm....siapa ini? Kenapa dia mengirimkan pesan seperti ini?” tanya Aco seraya penasaran dan sedikit jengkel.

“Oh...itu dia, si cowok yang biasa kejar-kejar saya, yang pernah Aco telp ke dia dan marah-marah itu loh,” penjelasan Aca dengan sedikit tersenyum.

“Ow...jadi orang itu masih mau cari masalah ya?” tambah Aco dengan nada jengkel.

“Sudah sayang, biarkan saja dia... Nanti juga bosan sendiri kok,” ujar Aca seraya menenangkan Aco.

Case close...

Tak sengaja Aco membuka laptop milik Aca dengan maksud ingin online salah satu social networking. Kala itu Aca sedang sibuk dengan pekerjaan barunya sebagai asisten di Universitas Gajah Mungkur. Ada hal aneh yang Aca temukan saat ingin me-login social networking tersebut. Muncul username pada saat Aco akan mengetikkan username miliknya.

“Loh, kok ada username lain? Perasaan laptop ini tidak pernah digunakan oleh orang lain kecuali kita berdua saja deh,” tanya Aco dalam hati kecilnya.

Karena penasaran, akhirnya Aco mencoba beberapa cara agar bisa masuk ke akun dengan username misterius tersebut. Alhasil, Aco pun bisa masuk kedalamnya. Dan apa yang Aco dapatkan didalam akun tersebut sungguh tak ia duga sebelumnya.

“Apa??? Real Madrid ini sebenarnya siapa??” ucapnya sendiri sambil melihat-melihat isi akun misterius tersebut.

Ternyata akun misterius tersebut adalah akun yang dibuat oleh Aca untuk berhubungan via internet dengan pria yang masih belum diketahui identitas aslinya oleh Aco. Aco pun berusaha, mencari tahu siapakah pria itu sebenarnya.

“Apa?? Ternyata dia lagi!!!” ucap Aco dengan sangat marahnya setelah mengetahui bahwa pria tersebut adalah dia, orang yang sempat menjalin hubungan tersembunyi dengan Aca.

“Kenapa dia masih mau menghubungi Aca kembali?? Bukankah dia sudah berjanji untuk tidak menghubunginya lagi??” tambah Aco kembali dengan sangat menyayangkan atas semua kejadian yang terjadi tersebut.

Aco pun membaca semua isi pesan dan postingan wall yang ada didalam akun yang dibuat khusus oleh Aca untuk saling berhubungan dengan pria tersebut. Usai membaca isi pesan dan postingan wall antara Aca dan pria tersebut. Seketika saja Aco menghubungi Aca yang kebetulan sedang sibuk dengan kerjaan asistensi di Universitas Gajah Mungkur.

“Oh, hebat kamu Ca!!! Begitu mudahnya engkau membohongi aku dengan masih saja berhubungan dengan pria tersebut!!!!” isi sms yang dikirimkan Aco kepada Aca.

“Apa maksudnya????” tanya Aca membalas sms dari Aco.

“Sudahlah, saya sudah tahu semuanya antara kalian berdua. Untuk apa kamu harus membuat akun baru di social networking tersebut?? Kenapa harus sembunyi-sembunyi seperti ini??” Aco pun sms dengan hati yang sangat sebal.

Akhirnya mereka pun berdebat melalui sms. Tak lama kemudian, karena saking sakitnya, akhirnya Aco pun menelpon Aca dan terjadi pertengkaran yang hebat antara mereka berdua.

Karena kurang puas, Aco pun menelpon si pria tersebut. Namun, pada saat Aco menelponnya, ia hanya menyangkal dan terus menyangkal bahwa ia sudah tidak pernah menghubungi Aca. Aco pun membantahnya dan memberikan bukti bahwa mereka masih tetap berhubungan. Namun tetap saja pria itu masih menyangkali semuanya itu. Pria itu hanya berkata bahwa ia akan segera pulang ke negara asalnya dan mana mungkin ia akan bertemu lagi dengan Aca. Dan Aco pun hanya mengatakan, jika ia kembali ke Indonesia, Aco akan tetap mencarinya. Selain pria tersebut, Aco pun juga mencoba menghubungi pacar dari pria tersebut dan mengatakan semua kebusukan yang telah dilakukan oleh pacarnya itu. Semula wanita itu tidak percaya atas apa yang telah Aco katakan, tapi setelah Aco memberikan semua bukti-bukti yang ada, wanita itu pun akhirnya percaya. Namun sayangnya, bukannya pacarnya yang ia marahi tetapi Aca pula yang menjadi korban dari amarahnya.

Karena tidak tega mengetahui Aca dimarahin oleh pacarnya pria tersebut. Aco pun mencoba menahan segala emosi yang ada didalam dirinya. Sepulangnya Aca dari Universitas Gajah Mungkur, Aco pun mencoba untuk menemui Aca. Namun, Aca sudah tida mau lagi bertemu lagi dengan Aco. Untungnya, kedua orang tua Aca masih berada di Jogja pada saat itu. Dengan alasan ingin bertemu dengan adik-adiknya Aca yang juga ada disana, akhirnya Aco pun dapat bertemu dengan Aca.

Mungkin karena perasaan cinta yang masih ada antara mereka berdua, Aca pun akhirnya mencoba untuk berbicara, mengatakan tentang semua yang telah terjadi kepada Aco. Dihalaman sebuah mal, mereka berdua duduk dan bercerita.

“Saya juga tidak mengerti, kenapa selalu harus mengingatnya,” ujar Aca dalam perbincangan tersebut.

“Memangnya ada apa, sampai-sampai Aca harus selalu mengingatnya?? Apakah dia pernah.......????” tanya Aco yang akhirnya penasaran kenapa Aca harus selalu mengingat pria tersebut.

“By the way, ceweknya itu bilangin apa saja ke Aca?” tambah Aco.

“Saya juga tidak tahu kenapa sampai harus selalu mengingatnya,” jawab Aca.

“Ceweknya itu bilangin kalau saya ini cewek gak bener. Katanya saya sudah dihamilin oleh cowoknya dan gak sudi gtu. Dia bilang kalau saya menghubungi cowoknya untuk meminta pertanggungjawabannya. Pokoknya semua kata-kata kotor ia lontarkan kepada saya,” jelas Aca menjawab pertanyaan Aco.

“Apa????? Perempuan itu bilangin seperti itu kepada Aca??? Ini sudah keterlaluan!!!” tegas Aco setelah mendengar penjelasan dari Aca.

“Itu kan. Cowok seperti itu yang harus kamu ingat?? Sungguh munafik banget tuh cowok. Kenapa dia harus mengatakan hal itu kepada ceweknya?? Sedangkan semua ini tidak benar,” tambahnya dengan nada jengkel.

Dalam perbincangan tersebut, Aco mencoba memberikan pengertian-pengertian kepada Aca tentang tipe cowok munafik seperti orang yang sudah membuatnya gila tersebut. Aca pun mencoba untuk mengerti tentang apa yang dibilang oleh Aco.

Kondisi semakin membaik setelah pria tersebut benar-benar kembali ke daerah asalnya di negeri sebelah. Aco pun semakin tenang setelah ia mencoba untuk menghubungi nomor pria tersebut dan sudah berada diluar jangkauan. Aco pun mencoba menghubungi pacar pria tersebut agar meyakinkan dirinya bahwa pria tersebut sudah tidak lagi menghubungi Aca dan cewek tersebut pun kembali meyakinkan bahwa pacarnya itu tidak akan lagi menghubungi Aca walaupun itu melalui media internet. Cewek itu pun menegaskan bahwa ia dan cowoknya itu akan segera melaksanakan tunangan secepatnya setelah ia pun kembali negara asalnya dimana mereka sama-sama berasal.

Masa-masa di Jogja akan segera berakhir. Aca telah dengan sempurna menyelesaikan studi S-1nya. Waktunya bagi ayahnya Aca untuk kembali ke Papua. Bersama salah satu adiknya, ayah Aca pun berangkat meninggalkan Jogja. Ibu dan salah adiknya yang satunya lagi masih tetap berada di Jogja menemani Aca. Hampir sebulan sejak kepulangan ayahnya, ibunya Aca pun akan segera pulang dan berharap Aca pun untuk ikut bersama-sama dengan mereka.

“Aco, kamu juga ikut pulang ya. Kamu nanti sekalian nemenin mami di kapal nanti, soalnya tidak ada laki-laki gitu” ujar ibunya Aca dengan sapaan mami.

“Duch... Nanti Aco pikir-pikir dulu ya mami. Soalnya Aco juga bingung harus ikut pulang atau tidak?” jawab Aco yang masih bingung atas ajakan ibunya Aca.

Dengan berbagai macam pertimbangan, akhirnya Aco pun memutuskan untuk ikut pulang kembali ke daerah asal mereka di tanah Papua dengan menggunakan kapal laut. Setelah menempuh perjalanan 5 hari 5 malam, akhirnya mereka pun tiba di Papua.

Hubungan antara Aco dan Aca yang sempat renggang akhirnya kembali normal setelah mengalami masalah yang begitu besarnya. Aca yang sempat mengatakan kepada Aco jika setelah mereka tiba di Papua nantinya, maka otomatis hubungan mereka pun berakhir tidak ia lakukan juga. Aco yang masih cinta pada Aca mencoba meyakinkan padanya bahwa hubungan mereka tersebut masih dapat untuk dipertahankan.

3 bulan lamanya sudah mereka berada di Papua, Aca pun sudah mulai bosan dengan segala keadaan yang ada disana. Hal ini terjadi karena efek perkotaan yang ia rasakan sejak mulai kuliah di Jogja. Kesibukan sehari-harinya hanyalah dirumah ataupun melakukan pelayanan di Gerejanya. Terkadang Aco pun sering menjemputnya seusai ia melakukan pelayanan di Gereja, layaknya cuplikan Film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. Mungkin seperti itulah percintaan beda agama yang terjadi disetiap insan dimuka bumi ini.

Kini keduanya sama-sama sibuk mencari kerja demi memenuhi kebutuhan bersama untuk masa depan mereka. Dibalik kesibukannya yang mereka lakukan, Aco hanya saja selalu mengingat Aca, tentang cintanya yang ia yakin belum ada kepastian untuk kedepannya seperti apa. Namun Aco hanyalah berusaha dan yakin bahwa suatu saat nanti akan ada jalan terang untuk kepastian hubungan mereka yang terbentur oleh benteng keyakinan.

Tak ada yang tahu kapan kisah ini akan berakhir. Mereka pun masih menetap di Papua untuk masa yang tak pasti pula. Hingga pada akhirnya terjadi pula kisah yang sama seperti halnya yang mereka alami di Jogja.

TAMAT

Coming soon “Terjebak Dalam Cinta Yang Terlarang” Season 2 (end story)


Kisah ini terinspirasi dari Kisah Cinta “Adham”.
Sedangkan sebagian besar isi cerita adalah khayalan dan imajinasi penulis saja.
Jika terdapat kesamaan cerita, nama tokoh, atau tempat, maka ini hanyalah kebetulan saja. Karena kisah sebuah kehidupan tak jauh-jauh dari lingkungan sekitar Anda bahkan dari dari kita Sendiri.


<< Halaman 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Online Plagiarism Test
Jangan lupa untuk meninggalkan komentar -cacian- setelah Sahabat membaca Tulisan dibawah ini yah...



Copyright (c) 2008-2011 by Ikhwal a.k.a Adham
All Right Reserved

Contact ikhwal_85@yahoo.com atau ikhwal_st@yahoo.com