Selasa, 26 April 2011

Detik-Detik Terakhir Dipenghujung Pulsa


Putus!! Apa yang ada dibenak Anda dengan kata tersebut?? Apapun itu artinya, yang jelas, yang dimaksudkan disini (versi Adham) adalah berakhirnya hubungan ‘pacaran’ antara dua insan yang sebelumnya sempat menjalin kasih. Lantas selain ‘putus’ ada pula ‘nyambung’ yakni hubungan tersebut terjalin kembali karena sesuatu dan lain hal (versi Adham). Simpelnya seperti itu saja ya. Jika kita melihat kata ‘putus’ dan ‘nyambung’ maka kita pun akan sangat familiar dengan sebuah judul lagu yang dibawakan oleh BBB (Bukan Bintang Biasa) yaitu Putus Nyambung. Untuk mengingat kembali lagunya, berikut saya kutip lirik lagunya:

Ini mimpi anak remaja
Seindahnya mimpi para dewa
Tak pernah berhenti ceritanya
Yang biasa jadi tak biasa

Memangnya dunia ini punyamu
Apa memang hanya ada kamu
Banyak yang bisa menggantikan
Putus satu tumbuh seribu

reff:
Putus nyambung putus nyambung putus nyambung
Sekarang putus besoknya menyesal
Kalau loe laku hari ini putus
Ya putus aja

Putus nyambung putus nyambung putus nyambung
Kalau dekat benci kalau jauh kangen
Lihat saja nanti apa yang terjadi
Putus ataukah nyambung

Aku tau kamu masih suka
Aku dan kamu memang gengsian
Sampai kapan harus begini
Putus nyambung putus nyambung terus

Putus nyambung putus nyambung putus nyambung putus nyambung
Putus nyambung putus nyambung putus nyambung putus nyambung
Gitu dong…
Ngarep loe..

Tentunya, Kita semua pasti mengalami hal -putus nyambung- tersebut bukan?? Penyebabnya kadang merupakan hal yang sepele saja, atau bahkan karena sesuatu hal yang benar-benar riskan.

Suatu ketika, ada seorang Sahabat, sebut saja namanya Tejo. Dia menjalani kisah asmara dengan seorang gadis, sebut saja namanya Surti. Mereka berdua telah menjalani kisah asmara bertahun-tahun lamanya.

Didalam perjalananya, banyak sekali tentang kisah ‘putus-nyambung’ yang tercipta disela-sela cinta yang mereka miliki. Dan terkadang butuh waktu yang cukup lama untuk Tejo dan Surti agar mereka –nyambung- kembali untuk menyatukan hati yang sama-sama masih memiliki perasaan cinta.

Hmm... kini Tejo dan Surti benar-benar dalam masa sulit untuk menjalani masa ‘putus’ antara mereka berdua. Namun Surti sendiri kini telah mendapatkan pengganti bagi Tejo. Ada yang berbeda disini, walaupun antara mereka berdua kini sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Namun hubungan komunikasi yang tercipta antara keduanya yang terpisahkan antar pulau pun tetap lancar. Yang tak jarang, dalam setiap pesan yang dikirim oleh Surti kepada Tejo ataupun sebaliknya masih terdapat kalimat ‘i miss u’ ‘i love u’ atapun kata ‘sayang’. Hal inilah yang meyakinkan Tejo bahwa Ia dan Surti kini menjalin sebuah hubungan tanpa status, yang dalam bahasa gaulnya disingkat menjadi HTS.

Namun pada suatu hari, hubungan komunikasi tersebut menjadi renggang. Ini tak lain karena kekasih Surti yang baru, sedang berkunjung ke kota dimana Surti berada. Tetapi didalam pengakuannya kepada Tejo, bahwa Surti dan pria tersebut kini sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Bahkan dalam pengakuannya kepada Tejo, bahwa Ia pun tidak tahu dimana keberadaan pria tersebut.

Tejo yang begitu cintanya kepada Surti mencoba mencari tahu tentang kebenaran pengakuan yang dinyatakan oleh Surti. Alhasil, Tejo yakin bahwa Surti telah berbohong padanya. Mungkin Tejo terlalu over dalam hal ini, karena sebenarnya mereka berduapun menjalani HTS. Hal yang sangat Tejo sesalkan, bahwa mengapa Surti harus menyangkal terhadap hubungannya bersama pria tersebut. Hal yang sama pun dilakukan oleh pria yang ‘memacari’ mantannya tersebut. Maklum Tejo pun telah ‘mengantongi’ nomor handphone milik pria tersebut.

Cuma beberapa hari saja pria itu berkunjung di kota Surti. Giliran pria tersebut go out dari sana menyusul akan berakhirnya masa cuti yang ia dapatkan, Surti kembali menghubungi Tejo dengan intensitas yang kembali normal.

“titititit....” bunyi ringtone handphone tipe kuno milik Tejo, tidak seperti kebanyakan lainnya yang sudah upgrade ke BB, Ipad atau bahkan hingga Android. Telpon dan SMS, itu yang penting bagi Tejo, cuma itu saja. Handphone Tejo berbunyi pertanda ada telpon masuk, ketika ingin dijawab malah telpon tersebut ditutup oleh si penelpon. Ternyata ‘cumi’ doang alias ‘cuma misscall’. Kali ini ada yang berbeda, ‘cumi’ tersebut berasal dari nomor pria tersebut. Pertama kalinya Tejo dihubungi walaupun hanya sekedar ‘cumi’. Tak hanya sekali ‘cumi’ itu berlangsung, tapi berulang-ulang kali ia lakukan. Hal ini membuat Tejo bertanya, ada apa gerangan dengan ‘cumi-cumi’ ini? Tejo mencoba untuk menghubungi Surti dengan maksud ingin menanyakan tentang ‘cumi’ dari pria tersebut. Namun pada saat Tejo mencoba untuk menghubungi Surti, ternyata nomor Surti sibuk. Tak lama kemudian pria itu ‘cumi’ lagi ke handphone Tejo. Dari situlah Tejo menarik kesimpulan bahwa pria tersebut menduga bahwa Tejo sedang telponan dengan Surti.

Sms dikirim... Tejo mengirim pesan singkat kepada Surti. Selang beberapa waktu kemudian, Surti membalas sms dari Tejo dan meminta agar Tejo menelpon Surti saat itu juga. Tidak pake lama dan tanpa basa-basi, Tejo pun lekas menelpon Surti. Dengan prefixed call akhirnya perbincangan pun dimulai. Tejo yang penasaran atas ‘cumi’ dari pria tersebut akhirnya disampaikan kepada Surti. Namun, Surti hanya menjawab bahwa apa hubungannya dengan dirinya. Pada saat perbincangan tersebut berlangsung saja, handphone Tejo pun masih saja mendapat ‘cumi’ dari pria tersebut. Karena saking sebelnya, Tejo pun kembali menanyakannya kepada Surti tentang pria tersebut. Pada saat itulah Surti kembali menegaskan bahwa antara dirinya dan pria tersebut kini memang sudah tidak ada apa-apa lagi.

Pada malam itu, perbincangan antara Tejo dan Surti dilanjutkan lagi dengan video call via Skype. Perbincangan yang lebih dari 3 jam tersebut penuh dengan kehangatan, serasa Surti benar-benar ada disamping Tejo. Namun, masih saja pria tersebut melakukan ‘cumi’ kepada mereka berdua. Karena bosan selalu di’cumi’, Surti pun mengirimkan sebuah sms kepada pria tersebut, yang isi smsnya kurang lebih menegaskan kepadanya bahwa Surti dan Tejo kini telah nyambung kembali. Untuk menegaskan pula, Tejo pun mengirimkan sms yang sama kepada pria tersebut dengan isi sms yang sama pula.

Tak lama kemudian, mereka berdua pun mendapatkan pesan balasan dari pria tersebut. Isi smsnya pun tentang ucapan selamat bahwa Tejo dan Surti telah balikan –nyambung- kembali. Tejo pun membalas sms tersebut dengan menegaskan agar untuk pria tersebut tidak lagi menghubungi atau mengganggu Surti dan pria tersebut pun membalas sms Tejo dengan ucapan selamat karena Tejo dan Surti sudah jadian kembali. Akhirnya tatap muka dengan video call via Skype tersebut berakhir saat menjelang subuh.

Hari selanjutnya, pada saat hati Tejo sedang bahagia atas penegasan Surti kepadanya semalam, terlebih dengan sms yang diterima Tejo dari pria tersebut, Tejo pun mencoba untuk menghubungi Surti disaat pagi menjelang siang. Sms pun digencarkan, saling berbalas sms hingga inbox diantara mereka saling tumpang tindih. Bagaikan sepasang muda-mudi yang dimabuk asmara, siang itu telah menyita waktu mereka untuk saling ber-sms-an ria.

Menjelang sore di Papua, namun di pulau Jawa sang matahari masih pada posisinya di tengah langit. Ya, Tejo dan Surti pun tidak berada pada satu kota. Hampir pukul 1 siang di kota Jogja, Surti pun segara bersiap-siap untuk pergi mengikuti les private Bahasa Inggris disalah satu LPK yang ada disana. Surti pun meminta kepada Tejo untuk menemaninya dalam perjalanan menuju tempat ke kursus. “Ok,” Tejo pun mengiyakan pinta dari Surti. Sepanjang perjalanan menuju tempat kursus, mereka pun berbincang melalui telpon. Speaking with english, itulah yang mereka lakukan selama percakapan ditelpon tersebut. Yang terkadang membuat Tejo pun sampai bingung dikarenakan kosa kata yang ia miliki sangat terbatas untuk berbicara dalam bahasa inggris.

Masih dihari yang sama. Menjelang malam di Papua. Komunikasi pun dilanjutkan sesaat setelah Surti pulang dari kursus Bahasa Inggrisnya tersebut. Gelap menyelimuti bumi, pertanda malam pun telah tiba. Hampir tengah malam, kira-kira pukul 11 malam di Papua. Tiba-tiba Surti pun mulai lamban dalam membalas sms, dan lambat laun sms pun tidak dibalas olehnya. Tejo pun bertanya dalam hati, apakah Surti sudah tidur? Namun secepat itukah dia tertidur? Akhirnya Tejo mencoba untuk menelponnya, namun terdengar nada sibuk pada saat Tejo menelpon Surti. Tejo pun mencoba untuk menghubungi si pria tersebut dan ternyata nomor pria itu pun sama sibuknya dengan Surti.

Saking sebelnya, Tejo pun mengirimkan sms kepada Surti yang menanyakan apakah ia bertelponan dengan pria tersebut. Namun Surti membalas sms dengan mengatakan jika ia tidak bertelponan dengan pria tersebut. 1 jam telah berlalu, 2 jam telah berlalu, 3 jam telah berlalu dan hampir subuh di Papua. Namun nomor Surti masih tetap sama sibuknya, begitu pula dengan nomor pria tersebut.

Hati Tejo semakin panas! Tak lain dan tak bukan, bahwa Surti sedang bertelponan dengan pria tersebut. Lantas Tejo pun berpikir, apakah maksud dari semua ini? Apakah dirinya hanya merupakan manusia bodoh yang harus dipermainkan? Sedangkan perasaan cinta yang ia miliki pun tiada pernah berubah.

Dengan sangat terpaksa, akhirnya Tejo mengirimkan sms kepada Surti dengan isi sms bahwa jika Surti sudah selesai telponan dengan pria tersebut untuk menghubunginya sesegera mungkin. Tejo pun dengan nada yang marah mengirimkan sms kepada pria tersebut, yang menyebutkan bahwa pria tersebut sangat munafik!

Namun sejak malam itu, Surti pun tidak pernah menghubungi Tejo. Hal ini yang membuat Tejo kembali berpikir tentang Surti. Begitu mudahnya ia labil dengan situasi dan kondisi yang ada.

Tejo pun kembali merenungkan semua ini. Memikirkan tentang baik dan buruknya jika ia masih tetap bersama Surti. Walaupun didalam hatinya, masih ada cinta yang begitu besarnya kepada Surti. Hal apakah yang harus Tejo lakukan, ini selalu dipikirkan olehnya.

“Mungkin aku harus mengganti nomor handphone ini. Dengan cara ini mungkin situasinya akan berubah. Biar saya tidak selalu mengganggu hubungan antara Surti dan pria tersebut. Walaupun ia mengatakan sudah tidak bersama pria tersebut tapi kenapa mereka masih tetap berhubungan. Jika situasinya terus seperti ini, maka siapa yang harus cemburu siapa? Jika aku menghubungi Surti, pasti pria itu akan cemburu dan begitu pula sebaliknya,” ucap Tejo dalam hatinya.

Beberapa hari kemudian, namun Tejo belum juga mengganti nomor handphonenya. Dan Surti pun tidak sekalipun menghubungi Tejo. Ketika Tejo diajak oleh temannya. Tiba-tiba datanglah ‘cumi’ dari pria itu. Segera saja Tejo mengangkat telpon masuk tersebut, namun sayang, itu hanyalah sekedar ‘cumi’. Langsung saja Tejo menghubungi pria tersebut, namun pria itu pun tidak juga mengangkat telpon dari Tejo. Karena telponnya tidak juga dijawab, Tejo pun segera mengirimkan sms kepada pria tersebut. Tidak lain isi dari sms yang dikirimkan oleh Tejo adalah bahwa pria tersebut tidak usah khawatir lagi kepadanya, karena Tejo akan segera mengganti nomor handphonenya sehingga Surti tidak lagi bisa menghubungi Tejo. Agar hubungan antara meraka tidak dilekati dengan rasa saling mencurigai.

Hal ini mungkin memang berat untuk dilakukan oleh Tejo. Namun, memang sebelumnya Tejo telah membeli sim card yang baru. Baginya, suatu saat nanti memang ia harus mengganti nomor handphonenya dengan yang baru. Tejo hanya menunggu hingga pulsa di nomornya yang lama habis terpakai, setelah itu ia akan menggantinya dengan nomor yang baru.

Tepat menjelang seminggu semenjak hari dimana terakhir kali Tejo dan Surti saling kontak. Dimana pulsa di nomornya yang lama yang telah habis. Tiba-tiba saja Surti menghubungi Tejo. Seolah-olah bahwa Surti pun tahu bahwa Tejo akan mengganti nomor handphonenya tersebut. Dengan sangat berat hati, telpon masuk dari Surti tersebut tidak dijawab oleh Tejo. Ada 10 panggilan tidak terjawab yang tampil di layar handphone ‘butut’ milik Tejo. Dan semua itu adalah panggilan masuk dari Surti.

“Kenapa engkau harus menghubungiku disaat detik-detik terakhir aku menggunakan nomor ini. Disaat detik-detik terakhir dipenghujung pulsa ku habis? Maafkan aku Surti, aku dengan sangat terpaksa melakukan hal ini. Semoga saja engkau mengerti dengan apa yang aku lakukan ini,” ujar Tejo dalam hati kecilnya.

Ketika berada dirumah Temannya, Tejo pun sore itu mengganti nomor handphonenya yang baru. Sim cardnya yang lama telah ia buang dan hanyut terbawa oleh ombak dipiggir pantai. Karena memang rumah temannya tersebut berada dipinggir pantai, lokasi yang sangat strategis dengan pemandangan pantai yang sangat indah.

Tejo hanya berharap, semoga dengan diganti nomor hanphonenya tersebut, semuanya akan menjadi baik-baik saja, lebih baik dari sebelumnya. Hingga Surti pun dapat bahagia dan lebih fokus kepada pria itu, begitu pula dengan kekasih Surti yang baru, agar tiada lagi ia curiga kepada Tejo.

.:TAMAT:.

Kisah ini terinspirasi dari Kisah Cinta “Adham”.
Sedangkan sebagian besar isi cerita adalah khayalan dan imajinasi penulis saja.
Jika terdapat kesamaan cerita, nama tokoh, atau tempat, maka ini hanyalah kebetulan saja. Karena kisah sebuah kehidupan tak jauh-jauh dari lingkungan sekitar Anda bahkan dari dari kita Sendiri.

Thanks to Dewa Made Pangestuadi atas Judul dari kisah ini :p

Jumat, 22 April 2011

One Lovely Blog Award

Setelah seharian jalan bersama sahabat saya ke luar kota (maklum, kebetulan sy lg stress berat nih). Ketika nyampe dirumah langsung saja online dan buka pintu taman, maklum juga, sudah rindu dengan Taman Cinta terindah. Hal pertama yang biasa ku lakukan ketika masuk di Taman Cinta yaitu ngecek Chat Box, melihat komentar -cacian- dari Sahabat Blogger ato Netter yang udah berkunjung di Taman Cinta ini.

Wow.... Ada satu yg istimewa disini, "silahkan di sedut award buat agan.." komentar yang datangnya dari Sahabat my buyax. Yah,,,, saya mendapatkan sebuah Award (One Lovely Blog Award) dari Sahabat saya tersebut (my buyax). Thx bgt sob... ini merupakan Award pertama sejak saya nge_Blog.

My First Award
"One Lovely Blog Award"
Selanjutnya, Award ini saya serahkan kepada beberapa Sabahat Blog saya yang lainnya yang sering saya kunjungi bahkan mungkin diantaranya sdh pernah yg mendapatkan Award yg serupa (tp kali ini beda, krn dtgnya dari saya, hehehehe), diantaranya:

Cungkring Kusumo Lencung (Sahabat Seperguruan)
Kumpulan Puisi
Artikel Motivasi
Wahyu
Danagara (yuk kita tu$uk $ate bareng2)
Achmad Archan
CATABATA

dan juga kepada seluruh Sahabat yang menyempatkan diri utk singgah dan beristirahat sejenak di Taman Cinta ini. Tanpa kehadiran kalian semua, mgkn saya juga tidak mendapatkan sesuatu yang berharga ini.

Untuk berbagi kebahagian ini, maka sudi kiranya agar Sabahat yang saya sebutkan namanya diatas ataupun siapa saja yang sempat membaca Tulisan ini, untuk dapat mengambil Award ini dari saya sebagai ucapan terimakasih saya yang mendalam kepada Sahabat Taman Cinta. Kemudian Sahabat semua dapat membagikannya kembali kepada Sahabat Blogger yang lainnya sebanyak mungkin...

Semoga dengan Award ini, dapat selalu memberikan motivasi dan dorongan kpd kita semua untuk tetap dapat eksis di dunia blogging...

.:Salam Rindu dan Cinta:.
-duri yang merobek kelopak-

Rabu, 20 April 2011

Ada Cinta diseberang Pulau

April 2011...
Dipinggir sebuah pantai pasir putih dengan deburan ombak berbuih, nampak sesosok gadis dengan paras muka yang tak kalahnya putih dengan pasir itu. Gadis berambut panjang dengan lesung pipi tersebut duduk seorang diri seraya menatap kearah lautan lepas dan sesekali menghadapkan pandangannya ke arah langit.

“Kenapa semuanya harus begini?” tanya wanita tersebut dalam hati kecilnya.
Ternyata wanita yang bernama Hani itu baru saja putus cinta. Ia ditinggal oleh kekasih yang sangat dicintainya. Jalinan kasih yang mereka bina terpaksa harus berakhir setelah 2 tahun 9 bulan lamanya mereka jalani.

Masih ditepi pantai itu wanita duduk termenung. Dipantai itulah ia mengenang semua kisah yang telah ia jalani bersama mantan kekasihnya, Lucky. Bayangannya pun kembali pada masa-masa yang lampau.

2 tahun 10 bulan yang Lalu... *Juni 2008
Keramaian yang nampak disalah satu universitas negeri di Kota Jayapura telah mempertemukan kedua insan muda yang sama-sama menuntut di kampus tersebut, sebut saja nama kampusnya Cenderawasih. Tak sengaja Hani bertemu dengan Lucky dalam sebuah kegiatan antar Fakultas yang dilaksanakan oleh kampus mereka. Hani seorang mahasiswi jurusan Bahasa Inggris, sedangkan Lucky adalah jurusan hukum.
“Hai....” sapa Lucky kepada Hani disela-sela kegiatan yang sedang mereka ikuti.
“Hai juga,” balas Hani dengan senyuman manis ditambah khas lesung pipi yang dimilikinya.
“Pasti namanya Hani kan?” yakin Lucky dalam menyebut nama Hani.
“Loh, kok bisa tahu?” tanya Hani seraya penasaran.
“Tuh, kan ada namanya di co-card yang kamu pake,” ujar Lucky sambil tersenyum kepada Hani.
Hani pun tersenyum seraya merasa bahwa ada yang telah memperhatikannya dalam kegiatan itu. Perbincangan tersebut berlangsung disela-sela kegiatan yang mereka berdua ikuti. Saat itulah Hani dan Lucky mulai akrab dan terus berhubungan satu sama lainnya.

Sepertinya perkenalan antara mereka berdua pun sudah cukup. Dan tibalah waktunya bagi Lucky untuk mengungkapkan perasaannya kepada Hani. Ya, Lucky memang telah menaruh hati pada Hani saat pertama kali ia berjumpa dengannya. Tepat seminggu setelah kegiatan ‘bersejarah’ bagi mereka berdua tersebut, akhirnya Lucky mencoba untuk mengatakan cinta kepada Hani. Handphone Hani berdering, langsung saja Hani melihat, siapakah gerangan yang menelponnya tersebut.
“Telpon dari Lucky? Ada apa ya?” ucap kecil Hani saat tahu bahwa telpon tersebut datangnya dari Lucky.
Langsung saja Hani menjawab telpon masuk tersebut.
“Ya, Halo.....” jawab Hani mengangkat telpon dari Lucky.
“Hani, lagi ngapain nih?” tanya Lucky via telpon.
“Oh, gak ngapa-ngapain nih Luck. Mangnya ada apa ya?” tanya Hani pun kepada Lucky.
“Hmmm.... kira-kira Hani ada waktu gak? Soalnya Lucky mau ngajak Hani jalan nih,” ujar Lucky seraya mengajak Hani jalan.
“Jalan kemana dulu nih Luck?” tanya Hani penasaran atas ajakan Lucky.
“Gak kok Han, cuma pergi ke Mal aja. Lucky mau ngajak dinner gitu Han,” jawab Lucky dengan nada sedikit malu-malu.
“Ok, kalau gitu. Mau jemput jam berapa? Tapi jangan terlalu kemalaman ya,” ujar Hani mengiyakan ajakan Lcuky tersebut.
Setelah percakapan via telpon tersebut, langsung saja Lucky beranjak dari kostnya untuk menjemput Hani.

Tibalah mereka di sebuah Mal di Kota Jayapura. Lucky dan Hani pun berjalan menuju sebuah restoran cepat saji yang ada di Mal tersebut. Sambil mencari tempat duduk yang strategis, Lucky pun segera memesan makanan.

Saat itulah Lucky memulai perbincangan tentang hal-hal yang menjurus kearah isi hatinya. Tak lama dan tak banyak basa-basi. Lucky pun memulai untuk mengungkapkan isis hatinya.
“Han, Lucky boleh tanya sesuatu gak?” ujar Lucky dengan nada sedikit nerveus.
“Mau tanya apa Luck?” tanya Hani penasaran.
“Tapi Hani jangan marah apalagi sampai benci sama Lucky ya,” pinta Lucky yang ragu untuk mengungkapkan perasaannya tersebut.
“Iya, gak kok...” ujar Hani meyakinkan kepada Lucky.
“Begini loh Han, Hani masih ingat gak waktu pertama kita bertemu dikegiatan tempo hari?” tanya Lucky dengan kepala sedikit menunduk.
“Oh... kegiatan yang itu? Memangnya kenapa dengan kegiatan itu?” tanya Hani penasaran.
“Beginiloh... Tapi sekali lagi, Hani jangan marah ya. Sejak pertama kali Lucky melihat Hani disana, Lucky juga gak tahu kenapa selalu saja pandangan Lucky tertuju pada Hani. Selepas dari situ juga Lucky pun tetap mengingat Hani. Seolah-olah Lucky ingin terus dan selalu melihat Hani, seperti saat sekarang ini juga,” penjelasan Lucky dengan nada yang sedikit terbata-bata.
“Trus, apa hubungannya dengan Hani?. Hani tidak apa-apain Lucky kan?” tanya Hani yang menjadi bingung dengan penjelasan Lucky tersebut.
“Gini loh Han... Sebenarnya......Lucky jatuh cinta kepada Hani saat pertama kita bertemu. Karena perasaan gelisah dan tidak tenang inilah, makanya Lucky berniat mengatakan semua ini kepada Hani. Dan ini, sudah Lucky katakan sekarang,” ungkap Lucky dengan wajah sedikit tersenyum malu.
Hani pun hanya terdiam membisu. Roman mukanya berubah menjadi kemerahan karena tersipu malu saat mengetahui bahwa Lucky telah jatuh hati padanya.

Acara makan malam tersebut akhirnya berakhir dengan sebuah ikatan cinta yang baru antara Hani dan Lucky. Hani pun menerima cinta yang telah Lucky utarakan kepadanya. Tak lain karena Hani pun telah menaruh simpati pada Lucky.

Hari demi hari telah berlalu, banyak waktu yang mereka berdua habiskan bersama. Banyak pula kenangan indah yang telah tercipta antara mereka berdua. Sesekali mereka berdua bertamasya didaerah tujuan wisata disekitar kota Jayapura. Banyak potret mereka berdua yang telah tersimpan abadi di bingkai Hard Disk milik Hani, begitu juga dengan milik Lukcy. Walaupun mereka berdua berbeda jurusan satu sama lainnya, namun semangat dan spirit yang diberikan antara Hani dan Lucky tak pernah surut dalam mencapai cita. Dorongan demi dorongan terus diberikan oleh satu sama lainnya. Yang terkadang menjadi suatu pemacu semangat bagi mereka dalam menuntut ilmu di kampus Cenderawasih tersebut. Selain itu pula mereka berdua aktif mengikuti sebuah organisasi yang sama. Disitulah mereka berdua menumpahkan potensi yang mereka berdua miliki bersama.

Januari 2011....
“Han, Lucky mendapat kepercayaan dari kampus untuk mewakili kampus kita ini dalam mengikuti kegiatan antar universitas di Jakarta. Bagaimana menurut Hani?” tanya Lucky seraya bangga atas dipilihnya ia dalam mewakili kampus Cenderawasih untuk berangkat ke Jakarta.
“Wah!!!! Mantap itu Luck. Hani pokoknya dukung penuh 100%. Trus Lucky mau ikut kegiatan apa disana?” ujar Hani yang dengan bangganya mengetahui bahwa Lucky dipilih menjadi wakil kampusnya ke Jakarta.
“Iniloh Han, Lucky diutus untuk mengikuti lomba antar universitas disana,” jelas Lucky.
Hani yang mengatahui bahwa kekasihnya Lucky tersebut akan berangkat ke Jakarta mewakili kampusnya sanggat bangga. Sampai-sampai Hani pun semakin tambah cinta pada Lucky.
“Wah...pacarku ini memang hebat!!! Bangga saya punya pacar seperti dia,” ucap Hani didalam hati seraya memikirkan tentang keberangkatan Lucky, kekasihnya.

Tibalah Lucky di Jakarta. Seminggu lamanya ia disana untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan tersebut. Hani dan Lucky pun terpisahkan untuk beberapa waktu. Hanya melalui telpon dan sms mereka dapat tetap berhubungan. Sesekali mereka berdua pun berhubungan melalui jejaring sosial di internet, anggap saja nama Pacebook.
Suatu ketika, Lucky menelpon Hani.
“Han, lagi apa nih? Bagaimana kabarnya? Baik-baik saja kan?” tanya Lucky via telpon yang khawatir akan kabar Hani.
“Iya Luck, Hani baik-baik saja kok. Nih, sekarang lagi ngerjain tugas kampus,” jawab Hani.
“Trus, Lucky sendiri lagi ngapain? Sehat-sehat saja kan? Sudah makan belum? Jangan sampai telat ya!” tambah Hani yang juga khawatir akan keadaan Lucky di Jakarta.
Dalam percakapan tersebut, Lucky sempat mengatakan kepada Hani, bahwa ada seorang cewek bernama Dewi yang tergila-gila padanya disana. Cewek yang juga menjadi peserta lomba yang diadakan tersebut. Sontak saja, akhirnya Hani menjadi marah karena terbakar api cemburu. Seketika saja, Hani langsung mengakhiri percakapan tersebut dengan mematikan handphonenya. Lucky mencoba menghubungi Hani beberapa kali, namun tetap saja masih berada dilaur jangkauan atau tidak aktif.

Keesokan harinya, Lucky mencoba untuk menghubungi Hani dengan maksud ingin memberikan penjelasan kepadanya. Sebelumnya, Lucky mencoba untuk menghubungi melalui sms, dengan harapan agar Hani mau mengangkat telpon darinya. Akhirnya, Hani pun mau menjawab telpon dari Lucky.
“Halo, Han... dengar dulu penjelasan dari Lucky” ungkap Lucky saat Hani menjawab telponnya.
“Penjelasan apa lagi?” tanya Hani yang sebel kepada Lucky.
“Memang iya, ada cewek yang suka sama Lucky. Memamg dia tergila-gila sama Lucky. Tapi Lucky gak ada sedikit pun perasaan kepada dia. Percaya Han! Lucky gak mungkin dan gak akan pernah suka sama Dewi!” penjelasan Lucky tentang cewek yang telah membuat Hani cemburu tersebut.
Akhirnya, Hani pun dapat menerima penjelasan yang telah diberikan oleh Lucky tersebut dan masalahnya pun menjadi clear kembali.

Waktu di Jakarta pun telah habis. Sudah seminggu lamanya Lucky berada di Jakarta. Tibalah waktunya bagi Lucky untuk kembali ke Jayapura. Betapa tak sabarnya Hani dalam menanti kedatangan Lucky, pria yang sangat dicintainya itu walaupun Lucky tidak membawa predikat juara saat ia kembali. Setelah tiba kembali, normal pula kehidupan mereka disana. Saat itu Lucky menceritakan secara detail mengenai sumber permasalahan yang sempat terjadi antara mereka berdua, tentang cewek yang tergila-gila padanya tersebut.

Namun ntah karena hal apa, sejak kedatangan Lucky beberapa hari di Jayapura, ke normalan hubungan mereka menjadi sedikit terganggu. Hani yang begitu mempercayai Lucky sebagai kekasihnya, kini menjadi bertanya-tanya dalam hatinya. Apakah Lucky berterus terang sejujurnya kepadanya ataukah ia telah berbohong? Mengapa tidak, Lucky yang sebelumnya sangat menaruh perhatian padanya, kini semakin berkurang. Intensitas pertemuan antara mereka pun semikin berkurang. Sms yang dikirim Hani pun jarang dibalas oleh Lucky, begitu pula jika ditelpon yang tak jarang nomornya selalu sibuk. Jika Hani bertanya padanya, selalu saja jawabnya sedang mengerjakan tugas, atau sedang menerima telpon dari orang tuanya dikampung halaman.

Hubungan antara mereka berdua kini benar-benar dalam masa tegang. Hani pun menjadi bingung dengan hubungan yang dianggapnya sedang mengambang ini. Namun saja, kebimbangan tersebut selalu saja menjadi pudar disaat Lucky datang dan mengajaknya untuk melapas lelah dengan nongkrong atau hanya sekedar jalan-jalan berkeliling kota.

Maret 2011...
Lucky kembali mendapatkan kepercayaan dari kampusnya untuk mengikuti kegiatan yang sama. Namun kali ini kegiatan tersebut diadakan di kota yang berbeda, yaitu Bandung. Lucky pun kembali memberitahukan hal ini kepada Hani. Hani pun hanya tersenyum kepada Lucky dan mengucapakan selamat kepada Lucky atas terpilihnya ia untuk kembali mewakili kampusnya untuk mengikuti lomba yang sama lagi.

Hani pun sangat cemas dengan kepergian Lucky saat ini, dimana disaat hubungan mereka dalam masa-masa kritis. Hani pun sangat mengkhawatirkan jika Lucky kembali bertemu dengan cewek yang diceritakannya tersebut. Walaupun Lucky telah meyakinkannya, namun tetap saja Hani tidak dengan mudahnya menerima semua itu. Hani pun hanya pasrah, dan menyerahkan semua ini pada perkataan yang telah Lucky ucapkan dahulu, bahwa ia tidak mungkin akan jatuh hati pada cewek tersebut.

Namun kekhawatiran itu semakin bertambah parah, Lucky kini semakin jarang menghubungi Hani. Sms pun jarang ia balas. Hani semakin menjadi bingung dengan sikap Lucky saat ini. Terkadangpun handphonenya diluar jangkauan. Stress, ya, anggap saja kini Hani dalam masa-masa sulit tentang hubungannya dengan Lucky.

Kegiatan di Bandung telah berakhir, Lucky pun kembali lagi ke Jayapura. Hani tetap saja menanti kedatangan Lucky disana. Hingga pada saat mereka bertemu, Hani menanyakan kepada Lucky tentang apa alasan-alasannya hingga ia tidak sempat membalas sms dan tidak pernah menghunghubunginya selama di Bandung. Lucky pun dengan santai menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan Hani, meyakinkan kepada Hani bahwa tidak terjadi sesuatu disana. Hani pun kembali dapat menerima semua alasan-alasan yang diberikan oleh tersebut.

Tepat setelah seminggu sejak kedatangan Lucky dari Bandung, Lucky mengajak Hani untuk bertamasya ke pantai Base-G. Minggu siang, pada minggu kedua dibulan Maret, mereka berdua bersama menuju pantai di pinggir kota Jayapura tersebut. Dengan menggunakan sepeda motor milik Lucky akhirnya mereka pun tiba di pantai dengan keindahan pasir putihnya tersebut, pantai dengan pemandangan Samudera Pasifik yang luasnya.

Langsung saja, mereka berdua berjalan menuju tepi pantai dan mencari tempat yang enak bagi mereka untuk dapat menikamati indahnya pemadangan pantai Base-G. Dengan bersandarkan sebuah batu yang sangat besar, ditempat itulah mereka berdua menikmati hari yang juga cerah tersebut. Pantai yang tak pernah sepi ini sejak dahulu telah menjadi tujuan favorit antara Hani dan Lucky. Sering sekali mereka berdua datang ketempat ini dikala weekend atau sedang libur kuliah.

Saat sedang asik bercerita, Lucky pun meminta kepada Hani untuk menunggu seraya Lucky ingin membeli camilan untuk menemani obrolan mereka berdua.
“Han, tunggu bentar ya, Lucky ke kios depan dulu buat beli camilan. Tadi kita lupa buat beli camilannya saking keasyikan ngobrol di motor,” ucap Lucky.
“Oh iya ya... Ok deh, Luck. Ntar Hani tungguin disini,” ujar Hani sambil tersenyum.

Saat sedang menunggu Lucky yang sedang pergi ke kios, tiba-tiba didalam tas milik Lucky terdengar nada ringtone berbunyi. Tak lain adalah handphone milik Lukcy. Karena penasaran, akhirnya Hani mencoba untuk melihat telpon dari siapa gerangan tersebut.
“Hah...cewek? Dewi yang mana nih? Jangan-jangan Dewi yang di Jawa lagi?” tanya Hani dalam hati kecilnya karena penasaran siapa Dewi yang menelpon tersebut.
Akhirnya, Hani pun nekat saja untuk menjawab telpon masuk tersebut.
“Halo... siapa ini?” tanya Hani menjawab telpon masuk dari Dewi.
“Oh, ini dengan Dewi ceweknya Lucky,” jawab Dewi.
“Ini dengan adiknya Lucky ya?” tambahnya.
“Iya, ini dengan adiknya Lucky. Ini dengan Dewi yang mana ya klo boleh tahu?” tanya Hani dengan menyamar sebagai adikknya Lucky.
“Oh iya, perkenalkan, saya Dewi, saya kuliah di Jakarta. Saya juga baru-baru saja jadian dengan kakaknya adik. Boleh tau namanya?” ucap Dewi seraya memperkenalkan dirinya kepada Hani.
Dalam perbincangan via telpon tersebut, Hani sungguh sangat sedih sekali. Akhirnya Hani mencari alasan untuk mengakhiri telpon dengan Dewi.

Sungguh Hati tak dapat menahan amarah, emosi dan juga kekecawaan yang dimilikinya kepada Lucky. Kerena Lucky belum juga datang, Hani mencoba membaca isi-isi sms yang ada di handphone Lucky. Sontak saja, Hani pun semakin bertambah emosi saat membaca isi pesan yang begitu mesranya antara Lucky dan Dewi. Betapa sakitnya hati Hani saat mengetahui bahwa Lucky telah benar-benar mengkhianatinya, disaat Hani selalu mencoba untuk tetap setia padanya.

Dari kejauhan, Lucky nampak sedang berjalan membawa sekantong belanjaan, yang tak lain adalah camilan yang dibelinya. Begitu tiba, Hani langsung saja mengatakan kepada Lucky, “Kita putus sekarang juga!!!! Dasar pembohong!!!!” Saking tak dapat menahan emosinya, Hani pun meneteskan airmata yang seketika menggenangi lesung pipinya manis itu. Sungguh kekecewaan yang mendalam kini mendera Hani, betapa sakitnya ia rasakan disaat cinta yang selalu ia jaga dikhianati oleh orang yang begitu ia cintai.
Lucky pun terkaget-kaget, ada apa gerangan yang terjadi.
“Ada apa Han?? Kenapa kamu begini??” tanya Lucky penasaran.
“Udahlah, Hani tidak mau membahas ini lagi. Cukup tadi Hani ngomong sama dia melalui handphonenya Lucky. Cukup pula tadi Hani membaca semua isi sms antara Lucky dengan dia. Cukup!!!” tegas Hani dengan airmata yang terus menetes dipipinya.

Lucky pun tersadar, bahwa ia memang lupa untuk menyimpan handphone di saku celananya. Lucky pun tak dapat berbuat apa-apa. Penjelasan pun tak dapat ia berikan kepada Hani karena benar-benar semua ini telah terungkap. Lucky hanya terdiam bagaikan patung yang baru saja selesai diukir oleh pemahat. Ia kaku, tak tak mampu berbuat apa-apa atas kesalahannya yang terungkap ini.

“Sudah, Hani mau pulang saja!!! Hani sudah tidak mau lagi bertemu dengan pria yang telah menjilat ludahnya sendiri!!! Hani sudah tidak mau lagi bertemu dengan pria yang pandai bersilat lidah dan berbohong kepada Hani!!!” tegas Hani kepada Lucky sebelum beranjak dari pantai Base-G.
Seketika, Hani pun pergi meninggalkan Lucky sendirian di pinggir pantai. Lucky yang mencoba untuk mengantarkan Hani pulang, tak sedikitpun dihiraukan oleh Hani. Hani pun sudah tak sudi lagi untuk melihat wajah orang yang dicintainya juga sekaligus yang telah melukai hatinya. Dipantai itulah kisah cinta mereka berakhir sejak pertama kali bersemi di kampus Cenderawasih.

April 2011...
Mataharipun kini telah condong kearah barat, pertanda senja segera menjemput mentari. Hani pun kini hanya bisa tersenyum mengenang semua kenangan indahnya bersama Lucky. Ditempat ia duduk kini, ditempat ini pula ia terpaksa harus mengakhiri kisah cinta yang telah ia bina bersama Lucky 2 tahun 9 bulan lamanya.

Senja pun telah tiba, Hani pun kembali pulang dengan semangat yang baru dan juga hidup yang baru. Banyak hikmah dan juga pelajaran yang dapat ia ambil saat masih bersama Lucky, namum bukan untuk kembali mencintainya. Baginya, pria seperti Lucky, cocoknya dibuang kelaut aja!!! Sebelum meninggalkan pantai itu, dengan jari telunjuknya Hani menuliskan sebuah kalimat dihamparan pasir putih yang membentang luas dipinggir pantai, “Bagiku, Cinta itu harus Rasional dan Logis... Kini Cinta itu tidak lagi Buta.”

.:TAMAT:.

Kisah ini terinspirasi dari Kisah Cinta “Hafni”.
Sedangkan sebagian besar isi cerita adalah khayalan dan imajinasi penulis saja.
Jika terdapat kesamaan cerita, nama tokoh, atau tempat, maka ini hanyalah kebetulan saja. Karena kisah sebuah kehidupan tak jauh-jauh dari lingkungan sekitar Anda bahkan dari dari kita Sendiri.

Selasa, 19 April 2011

Sisi Romantis Rasulullah SAW


Oleh: Agustiar Nur Akbar

Syariat Islam diturunkan melalui tangan Muhammad SAW. Bukanlah malaikat, melainkan beliau seorang manusia biasa seperti kita. “Katakanlah, Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”. ( QS Al Kahfi [18] : 110).

Dengan tuntunan wahyu tersebut Rasulullah SAW dinobatkan oleh Allah SWT sebagai suri tauladan. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al Ahzab [33] : 21).

Oleh karenanya dalam segala aspek kehidupan Rasullah saw menjadi contoh baik bagi kita. Termasuk dalam masalah rumah tangga.

Layaknya manusia biasa Rasulullah SAW mempunyai sisi romantis. Beliau sangat pandai dan baik dalam memperlakukan istri-istrinya.

Di antara sisi romantis Rasulullah saw, beliau mencium istrinya sebelum keluar untuk shalat. Dari 'Aisyah Radhiallaahu 'anha, “Bahwa Nabi SAW mencium sebagian istrinya kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu”. (HR Ahmad).

Hal ini menunjukan bagaimana Rasulullah SAW mengekspresikan cinta kepada istrinya dengan sederhana dan bersahaja. Hadis ini juga memperlihatkan tentang kelembutan Rasulullah SAW dalam memperlakukan istri-istrinya.

Rasulullah SAW pun senang memanjakan istrinya. Dari 'Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah mandi dari jinabat bersama Rasulullah saw dengan satu tempat air, tangan kami selalu bergantian mengambil air.” (HR Mutafaqun ‘alaih).

Dalam riwayat Ibnu Hibban menambahkan, “Dan tangan kami bersentuhan”.

Dalam memperlakukan istri-istrinya Rasulullah SAW bukan saja dengan kelembutan. Tak segan-segan Rasulullah saw mengerjakan perkerjaan mereka. Di antaranya mencuci pakaian.

'Aisyah umul mukminin mengisahkan, “Rasulullah SAWpernah mencuci pakaian bekas kami, lalu keluar untuk menunaikan shalat dengan pakaian tersebut, dan saya masih melihat bekas cucian itu." (HR Bukhari Muslim).

Bayangkahlah! Muhammad adalah seorang nabi dan rasul. Manusia yang derajatnya ditinggikan Allah SWT. Beliau juga seorang pemimpin umat. Namun tak segan mengerjakan perkerjaan rumah yang biasa dikerjakan oleh perempuan; mencuci baju.

Bukan hanya itu, saat itu masyarakat menganggap perempuan kelas kedua. Bahkan memiliki anak perempuan dianggap sebagai suatu aib. Dan perempuan dianggap najis ketika haid, seperti yang diyakini orang Yahudi. Sehingga tidak berkenan makan bersama dengan wanita haid.

Rasulullah SAW mengajarkan untuk memperlakukan dengan istimewa. Hal itu ditunjukan ketika nabi Muhammad SAW tidak sungkan mandi dari sisa air istrinya. Dari Ibnu Abbas, “Bahwa nabi saw pernah mandi dari air sisa Maimunah." (HR Muslim).

Semua hal yang dilakukan oleh Rasulullah menunjukan bahwa Rasulullah sangat memahami psikis dan perasaan wanita. Rasulullah SAW pun menghargai persamaan. Wallahu ‘alam bi showwab.

*) Penulis adalah mahasiswa Indonesia yang kini tengah menimba ilmu di Kairo, Mesir.

Redaktur: Siwi Tri Puji B

sumber : Republika

Musnah

Tiadakah pernah kau merasa bahwa aku sakit???
Kau terlahir dengan penuh keindahan
Namun pergi dengan menyisakan duka

Sadarkah engkau bahwa senyum ini adalah selimut duka ku??
Saat kulit ini tak mampu lagi menahan aliran airmata
Dikala senja mengubah semua mimpi indah menjadi badai

Hati mungkin saja rapuh
Raga pun tak lagi berdaya menahan semua ini
Hingga sisa-sisa perasaan ini hanya tertelan didalam darah

Apakah malaikat-malaikat itu telah pergi???
Yang dengan setianya menemani ku terbang bersama cinta
Hingga tak lagi kudengar kepakan sayap-sayapnya yang suci

Tak ada logika
Hanya realita yang harus kuhadapi
Menahan semua ini hingga menjadi pusara yang usang

Tak ada lagi mimpi indah itu
Hanya sebuah kenyataan yang pahit
Hingga impian menjadi berubah menjadi mimpi yang buruk

Jumat, 15 April 2011

Keikhlasan

Disaat engkau termenung
Duduk dalam sebuah kesedihan
Akan kisah yang tak pernah diingini
Yang menjadikan bahagia itu bagaikan badai dalam setahun

Sehari pun engkau takkan pernah luput dari airmata
Sebulan pun engkau masih berselimut duka
Setahun pun engkau masih menjadi bagian dari luka
Selamanya pasti takkan pernah hilang

Lalu hati kecil itu berbisik
“Lihatlah, mereka tak seperti engkau”
“Mereka bisa bernyanyi tentang kidung cinta”
“Lantas engkau harus terus begini???”

Ya... keikhlasan
Sesuatu yang mudah untuk kita ucapkan
Namun apakah kita sanggup menjalaninya???
Walau sekalipun itu adalah pahit???
Ya... kita harus bisa dan harus mampu

Hanya sisa-sisa dari sebuah kenangan
Sesuatu yang dapat memberikan kehidupan
Tentang dia dan tentang cintanya
Bukan untuk dikenang, namun untuk dimiliki selamanya

Shalawat, Obat Hati yang Gelisah


Oleh: Saiful Mujab

Bagi orang yang beriman, musibah sudah menjadi bagian dari hidupnya. Bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa terpisahkan, sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al Ankabut: "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: " kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji
lagi?"

Hidup manusia ini sesungguhnya adalah ujian. Orang yang kaya dicoba dengan hartanya, apakah dia membelanjakan di jalan yang benar atau tidak. Yang berilmu diuji dengan ilmunya, apakah dia memanfaatkan ilmu yang telah Allah SWT anugrahkan kepadanya atau malah menyembunyikannya, bahkan Si miskin pun dicoba dengan kemiskinannya apakah dia sabar atau tidak. Maka tidak ada orang mu'min yang terlepas dari ujian Allah SWT.

Penyikapan manusia atas ujiannya adalah cara bagaimana Allah SWT mengetahui mana yang tetap pada jalan-Nya dan mana yang berbelok dari-Nya. Bagi orang yang tetap di jalan-Nya, hidupnya akan selalu diliputi dengan rasa nyaman dan hatinya selalu tentram, karena dia yakin, semua yang ditimpahkan kepadanya adalah yang terbaik baginya menurut Allah SWT. Dia selalu berbaik sangka (khusnudzon).

Sebaliknya orang yang selalu berburuk sangka. Hidup orang ini selalu diliputi rasa gelisah, kurang bersyukur, malah kadang sampai kufur. Nau'zubillah min dzalik.

Tidak mudah memang untuk selalu menerima keputusan yang telah Allah SWT tentukan untuk kita, kecuali orang-orang yang sudah benar-benar kuat imannya. Namun bukan berarti tidak mungkin. salah satu caranya dengan membiasakan diri membaca shalawat.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW, "Barangsiapa yang mendapatkan kesulitan, maka perbanyaklah membaca shalawat untukku, karena sesungguhnya ia dapat mengatasi berbagai masalah dan menghilangkan kegelisahan".

Dan ketika sudah membacanya berkali-kali, maka akan terasa sekali manfaatnya. Hati yang sebelumnya gundah gelisah, akan terasa tentram dan lapang. Wallahu 'alam bish shawab.

Redaktur:
Siwi Tri Puji B

sumber: Republika

Selasa, 12 April 2011

Penat

Ku goreskan tinta hitam dalam perjalanan ini
Dalam gelapnya hidup
Dan dalam terangnya hidup
Agar ku tahu, bahwa hitam itupun bisa menjadi putih

Suatu hari ku terhenti dalam perjalanan ini
Mungkin karena penat yang datang menyapa
Lalu bertanya,
“Apakah engkau sanggup??”
“Tidakkah engkau lelah dalam perjalanan ini???”
Lantas, aku pun bertanya padanya,
“Hal apakah yang engkau maksudkan itu??
Dia pun menjawab,
“Tentang harimu yang tak pasti ini”

Hanya langkah ini yang memberikan kepastian tentang hidup ini
Disaat kita mencoba menghapus luka menjadi bahagia
Dan menciptakan airmata menjadi tawa
Semua ingin bahagia, namun hanya caranya yang berbeda
Dan terkadang sulit menggapainya

Seperti sisi koin yang berseberangan
Ada yang terluka disaat ada yang bahagia
Namun ada kalanya semuanya pun bahagia disaat yang bersamaan
Tanpa harus ada airmata yang menyelimuti luka

Selasa, 05 April 2011

Dia adalah Mimpi

Wanita terlahir dari sebuah mimpi
Sejak mata terpejam dan terlelapkan dalam buaian sang malam
Sungguh ironis, namun inilah kenyataan tentang hidup
Dari sebuah mimpi yang menjadi kenyataan

Ku tak bisa memandang senyumanku dikala itu
Bagaikan sedang bercermin dikala pagi
Jelas takkan pernah bisa
Karena ku sendiri sedang terlelap pulas dalam buain malam
Namun, dapat kurasakan betapa indahnya mimpi itu

Siapakah wanita yang ku puja itu???
Ia hadir dengan cepat bagaikan kilatan halilintar
Sinarnya yang terang menyilaukan mata ini
Sungguh aneh, namun ini hanyalah mimpi

Siapakah wanita yang ku puja itu???
Dengan tiba-tiba ia datang disampingku
Hingga ku terpaku dalam tatapan matanya yang penuh cinta
Sungguh aneh, namun ini hanyalah mimpi

Aku tahu, siapakah dia sebenarnya
Dia adalah mimpi ku sendiri
Yang selalu ku harapkan hadir dalam setiap malamku
Menemaniku dalam hari-hariku yang sepi
Hingga saat ku terbangun, ku sadar ku masih sendiri

Minggu, 03 April 2011

Cinta Rasul

Oleh: Ali Mustofa Akbar


Cerdas, bijaksana, berakhlak mulia. Dialah Muhammad saw. Rasul akhir zaman, pemberi peringatan, suri tauladan terbaik bagi umat manusia. Pembawa risalah penyempurna atas nabi-nabi yang terdahulu.

Dialah kekasih Allah, manusia yang terjaga dari kesalahan, sosok pribadi sempurna, figur terbaik yang pernah ada di dunia. Ia di kagumi, dicintai, sekaligus diikuti oleh umatnya yang beriman. Tidak heran apabila orang barat sendiri mengakui bahwa beliau merupakan tokoh yang paling berpengaruh di dunia. (Michael Hart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia).

Rasulullah sangat mencintai umatnya, itu tercermin bahkan di saat-saat akhir hayatnya ia masih sempat mengucapkan umati….umati…(umatku…umatku…). Sesaat sebelumnya, beliau juga sempat bercakap-cakap dengan malaikat Jibril yang hendak mencabut nyawanya:“Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang sangat lemah. Jibril pun menjawab “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,”

Namun hal itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, sorot matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” Tanya Jibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” Tanya Rasul. “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya,” Jawab Malaikat Jibril.

Subhanallah, betapa cintanya Muhammad kepada kita, sampai-sampai menjelang akhir hayatnya pun masih memikirkan umatnya. Meskipun begitu, memang tidak semua orang menyukainya.Ada juga orang-orang yang membencinya. Itulah kaum kafir yang tidak mau menerima kebenaran Islam. Yang mungkin telah dibutakan mata dan hatinya.

Ketika awal-awal dakwah beliau di Makkah, orang-orang kafir Quraysi juga sangat membenci Rasulullah Saw, bukan karena pola sikapnya, namun karena agamanya, karena ideologinya.

Mereka tidak rela agama nenek moyangnya diganti dengan Islam. Berbagai halangan, rintangan, tuduhan miring, bahkan sampai percobaan pembunuhan pernah dilakukan oleh mereka (kafir Quraysi) dalam merintangi dakwah Islam. Merekalah musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.

Allah SWT berfirman: “Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong.” (QS Al Furqaan: 31).

Dan kini, setelah beliau wafat pun, kedengkian orang-orang kafir itu tidak ada habisnya. Bahkan hingga kini.

Namun hal itu tidaklah mampu melunturkan kemuliaan sosok Muhammad SAW. Ia tetaplah sang kekasih Allah, suri tauladan terbaik bagi manusia. Kita sangat mencintainya, melebihi cinta pada diri ini. Apapun bisa kita perbuat demi Allah dan Rasul-Nya.

*) Direktur Rise Media Surakarta

Redaktur: Siwi Tri Puji B

sumber: Republika

Disaat Ku Terjebak

Dimanakah aku menyimpan kunci itu? Disaat aku ingin kembali membuka pintu yang telah tertutup rapat. Begitu kuatnya pintu ini terkunci rapat, sehingga dengan sukarnya untuk aku dobrak sendiri. Seperti sebuah gerbang saja, pintu ini, sehingga tak mampu untuk aku membukanya. Walaupun itu terkunci sekalipun.

Tak mampukah aku untuk membuka pintu ini? Padahal, ingin sekali aku memberikan cahaya terang kedalam ruangan yang hampa ini. Aku pun terkurung didalamnya. Terjebak dalam gelap dan penuh dengan kepenatan. Tak satupun titik-titik jendela yang mampu untuk ku buka, apalagi untuk membuka pintu ini. Sungguh, aku benar-benar terjebak didalam ruangan ini. “Toooolllloooooonngggggg.....!!!!” sekuat mungkin aku berteriak. Namun apalah daya, aku ternyata berada didalam sebuah ruangan yang kedap terhadap suara. Aku hanya dapat mendengar suaraku sendiri, yang bergema diantara dinding-dinding yang kokoh bagaikan baja.

Ku coba untuk tenang. Terdiam dan mengingat kembali, dimanakah aku meletakkan kunci ‘ajaib’ itu. Mustahil! Ternyata pintu dan titik-titik jendela ini tak berkunci. Namun mengapa tak satupun yang dapat ku buka? Lantas, mengapa ku harus berada didalamnya? Ku kembali mencoba untuk tenang. Kembali pula terdiam dan mengingat, mengapa aku berada didalam ruang yang gelap ini. Mustahil! Ruang ini dahulu merupakan ruangan yang penuh dengan lantuan melodi dan syair dan begitu terangnya tanpa ada satupun jendela dan pintu yang terkunci. Lantas, mengapa ruangan ini kini menjadi gelap dan senyap? Dan tak ada satupun jendela atau pintu yang dapat ku buka? Lalu kemanakah semua lantunan melodi dan syair yang biasa kudengar itu?

Akhirnya aku tersadar, ternyata selama ini aku telah hanyut dalam sebuah keindahan dan nikmatnya lantunan melodi dan syair yang kuciptakan sendiri. Dan aku pun merasa bahwa ini adalah nyata untuk selamanya. Hingga suatu ketika aku tak sadarkan diri, terlena dalam buaian manisnya keindahan itu sendiri. Yang tak lama akupun, bagaikan tertidur lelap, bersama dengan mimpi-mimpi yang indah. Dan disaat ku terjaga dari tidur lelap ini, aku pun kaget bahwa kini aku berada didalam sebuah ruangan yang gelap dan sukar untuk ku buka.

Ternyata, aku tak butuh kunci untuk membukanya. Tak perlu pula untuk ku dobrak agar terbuka kembali. Hanya satu yang dapat kulakukan -yakin dan percaya- maka pintu ini akan terbuka kembali. Dan sinar-sinar yang terang akan kembali menyinari ruangan ini. Serta akan kembali pula aku mendengar lantunan melodi dan syair yang indah.

Dan ada satu pula yang harus ku lakukan agar tiada pernah ruangan ini menjadi gelap dan tertutup rapat. Bahwa aku tak boleh terlena, terlebih hingga ku terbuai dalam keindahan-keindahan yang tercipta. Karena buaian-buaian itu dapat membuatku terlelap hingga menidurkan ku kembali, hingga pada saat ku terbangun, aku akan kembali berada dalam situasi seperti yang sekarang sedang aku alami.

Inilah akhir kisah yang ku tuliskan, disaat aku masih berada didalam sebuah ruangan gelap dan hampa ini. Setelah kisah ini berakhir, aku mungkin belum dapat kembali merasakan cahaya-cahaya terang itu, dan masih belum dapat mendengar indahnya lantunan melodi dan syair. Bukan -yakin dan percaya- tak mempan untuk semua ini. Namun ada satu hal yang masih belum bisa untuk ku capai dan untuk ku laksanakan, yaitu ikhlas.

Sabtu, 02 April 2011

CINTA adalah Perasaan dan Perbuatan

Sempurna adalah bentuk awal dari sebuah keinginan…
Kadang keinginan selalu ingin terciptakan…
Hidup adalah janji tentang kesempurnaan dan keinginan…
Dalam melalui kehidupan tumbuhlah sebuah rasa…
Dimana rasa itu adalah sebuah hasrat…
Tentang CINTA dan AIRMATA…

Aku adalah insan yang menjalani kehidupan itu…
Tercipta dari keinginan akan kesempuranaan…
Yang selalu menginginkan CINTA tanpa AIRMATA…
CINTA tentang arti sebuah kebahagiaan…

Engkau adalah pelengkap kesempunaan itu…
Hadir diantara hari – hari ku menjalani kehidupan…
Langkah dalam mencapai sebuah hasrat…
Yang tercipta atas nama CINTA…

Aku dan kamu…
Kita bergandengan dalam hasrat itu…
Saling terpaut dalam ikatan kasih…
Bersama membawa nama CINTA…
Yang tergenggam erat dalam dekapan kalbu…
Memberi warna baru bagi kehidupan ini…

Kita ada diantara mereka…
Yang sama - sama mencari kesempurnaan itu…
Walaupun sempurna takkan ada batasannya bagi bumi ini…
Takkan cukup bagi kita batasan CINTA itu…
Walaupun waktu tak lagi memberikan kesempatan…
Namun, hasrat telah tercapai…
Walaupun keinginan akan kesempurnaan belum terpenuhi…

Ini adalah hidup…
Dimana kita selalu bersamanya…
Hanya AIRMATA yang tidak kita inginkan…
Karena kesedihan hanya akan memberikan luka di hati…

Hidup adalah perjuangan…
Dimana CINTA selalu berperang melawan penderitaan…
Yang menginginkan sebuah kebahagiaan yang abadi…
Hingga akhir masa…

Diantara hidup dan perjuangan…
Kita telah hadir bersamanya…
Membawa CINTA yang terlukis indah dihati…
Dimana goresan kisah kita telah terukir disetiap nafas…

Biarkanlah cerita indah kita terus terukir…
Takkan ku biarkan sang waktu menghentikannya…
Hingga ku tak sanggup lagi untuk bernafas…
Hingga nafas ini tak lagi bersama ku…

Semoga hidup kan kekal seperti usia bumi ini…
Itu yang ku harap pada CINTA kita…
Karena kamu adalah bidadari ku…
Yang tercipta untukku…
Dan untuk CINTA ku…

Karena aku adalah pengeran untuk mu…
Yang kan selalu setia disetiap waktu…
Yang kan selalu ada disisi mu…
Yang takkan pernah lelah mengenal waktu…

Tahukah kamu??
Jika kini kita telah menyatu??
Hanya hati yang dapat berbicara…
Karena CINTA bukan lewat ucapan…
Melainkan CINTA adalah perasaan dan perbuatan…

Yogyakarta, 01 Agustus 2008
"From original Letter of Adham"

Cinta Itu Mencintai Cinta

Sedetik tercipta makna yang abadi. Sehari menjadi kenangan hingga kematian. Saat bersamamu adalah hal terindah didalam hidup ku. Seperti untaian bunga yang ku jadikan kalung. Dirimu ibarat sebuah pahat. Engkau mengukir setiap kenangan dihati ini. Kenangan saat kita bersama dalam gelap dan terang hidup. Menyusuri jalan panjang yang terjal dan berliku.

Janganlah menghilang bagaikan kabut dipagi hari. Tetaplah seperti mentari yang mulai bersinar diwaktu subuh. Karena pancaran cinta dihati ini terus memancar. Kesedihan ku adalah kebodohan ku sendiri. Penderitaan yang tercipta karena keegoisan dihati. Jiwa yang terlalu mencinta menciptakan penjara dihatiku sendiri. Yang akhirnya mengurung diriku sendiri bersama airmata.

Jika semua cinta dibumi ini adalah keegoisan. Maka apalah arti cinta itu dimata bumi? Jika semua pemuja cinta terpenjara dan terperangkap oleh rasa yang dimilikinya. Maka siapakah yang akan menari dipentas asmara kehidupan ini?

Cinta itu kan tetap tersenyum disepanjang hari. Terus ada tanpa terpenjara karena sebuah keegoisan. Karena cinta itu mencintai cinta pada hati yang dicinta. Karena cinta itu tulus dan suci karena cinta.

Seperti bulan yang terselimuti awan. Semua tak ku tahu, hanya gelap terasa. Berdiri dan terpaku kaku disini sendiri. Melihat hidup yang tak tentu hidup. Jika hidup ini adalah sebuah kebohongan. Maka apalah arti sebuah kesetian? Dengan airmata terus menetes mengharap iba tentang cinta? Laksana gelap mengharap terang. Jika kebohongn adalah jalan hidup ini. Maka aku adalah penumpang perjalanan itu. Bahagia dalam kabut tebal malam hari. Tersenyum bersama tangisan hati. Kapan tak ada lg dusta? Hingga pucuk-pucuk kejujuran itu kan tumbuh. Demi cinta akan sebuah kebahagiaan. Jika cinta itu benar adalah cinta.

Dia Ada Karena Hati

Kesempurnaan cinta tercipta hanyalah karena kesabaran para pecinta. Indah terasa dan menyejukkan hati. Layaknya mentari pagi yang bersinar. Hangat dan memikat hati.

Hari terasa begitu melelahkan, ketika mentari hendak terbenam di ufuk barat. Keramaian yang sempat memuncak kini berubah menjadi sebuah kesenyapan. Kenangan hanya merupakan sebuah luka. Kadang hanya sakit yang terasa ketika masa lalu itu hadir. Namun kenangan tak semuanya memberikan luka. Karena kenangan merupakan tuntunan terhadap jalan yang kita hadapi kedepan.

Kekasih sejati, kekasih impian. Ia lahir dari alam khayalan. Tercipta untuk dicinta. Serta hadir untuk disayang. Kekasih sejati, kekasih yang abadi. Dia ada karena hati. Menjadikan cinta mahkota terindah dihidup ini. Kekasih sejati, kekasih seumur hidup. Menjadi nafas untuk tiap detakan jantung. Menjadi langkah untuk tiap gerakan cinta.

Alangkah indahnya hidupku bersama mu, dalam pelukan hangat tanpa kesedihan. Ku lukiskan hari tentang cinta kita, dalam simponi siang dan melodi malam. Rajutan kasih telah kau cipta, utuh dan kokoh dhatiku. Yang abadi hanyalah engkau, yang menjadi cinta dihidupku.

Itulah Hidup...

Dalam hidup, terkadang kita tidak menyadari bahwa
langkah kaki kita tlah memberikan ribuan jejak dibelakang...
Dikala kita menyadarinya, disaat itu pula kita mendapatkan
hikmah tentang jejak-jejak yang kita buat tersebut.

Pelajaran tentang kehidupan, terkadang membuat
kita tak sadar tentang kehidupan itu sendiri.
Tentang kegagalan ataupun suatu kesuksesan,
manakah yang tlah kita raih?
Ataukah kita masih berhadapan dengan sang waktu?
Ataukah kepuasan itu belum menghampiri kita?

Hidup kadang menghadapkan kita tentang cinta...
Cerita asmara yang kan slalu abadi di dunia ini.
Tentang hati atas perasaannya...
Ada yang berkata :
"Cintai apa yang dimiliki dan miliki apa yang dicintai".
Itu adalah salah satu pelajaran berharga tentang hidup,
dimana kita akan dihadapkan atas apa yang dicintai dan yang kita miliki.

Hidup adalah perjalanan panjang...
Bagaikan sebuah peta yang harus kita hadapi.
Kadang harus berjalan ke utara, selatan,
hingga pada jalan yang terjal dan berliku.
Itulah hidup...

Yogyakarta, 22 Februari 2008
"From original Letter of Adham"

Duri Yang Merobek Kelopak

Pernah bermain dengan cinta? Ataukah sekedar menjadi penyanjungnya saja? Cinta, kata misteri yang penuh dengan berjuta makna. Ada sakit yang menyelimuti dan banyak pula bahagia yang menemani.

“Duri yang merobek kelopak”, salah satu sisi cinta dimana kebahagian itu harus berakhir dengan sebuah nestapa. Inilah sisi pahit dari sebuah cinta! Bagaikan sekuntum mawar yang sedang mekar, tak lama kemudian ia tertiup angin. Angin yang datang bagaikan badai yang tiada diduga. Secara perlahan kelopak itu berguguran helai demi helai, berguguran yang tak lama kemudian kan jatuh didasar bumi. Tak hanya itu, saat kelopak mawar tersebut berguguran, satu, dua, tiga bahkan lebih dari helai-helai tersebut terkikis dibatang mawar yang penuh duri. Karena kencangnya sang badai, helaian kelopak-kelopak tersebut akhirnya terkoyakkan oleh durinya sendiri -duri yang merobek kelopak- dan akhirnya terhempaskan didasar bumi dan terseret oleh kencangnya tiupan sang angin.

Kembali dalam makna cinta...
Ibaratkan duri yang merobek kelopak, adakah diantara kita yang pernah merasakannya? Rasa dimana cinta itu mulai tumbuh -bahkan telah tumbuh- dan harus berakhir dengan sakit yang terlipat gandakan.
Kalian yang ingin berlari dari kenyataan, namun tetap tertahan dalam kisah itu, kalianlah yang pasti dapat merasakannya. Bukan sesuatu yang dapat dibanggakan, namun tidak pula untuk disesalkan. Karena kisah ini adalah kisah yang terindah, walaupun pahit yang dirasa.

Duri yang merobek kelopak, saat kisah kalian berakhir tiada pernah berakhir cinta yang telah kalian “ciptakan”. Dalam bentuk apapun, kelopak mawar tetaplah menjadi kelopak mawar. Walaupun ia telah terkoyakkan oleh durinya sendiri. Begitu pula dengan cinta, walau sesakit apapun itu, sebenci apapun itu, cinta tetaplah cinta. Ketahuilah, bahwa seburuk apapun situasi yang kalian hadapi, cinta itu tetaplah suci -bagi mereka yang paham tentang arti cinta- dan tiada pernah musnah walaupun tubuh termakan usia.
Protected by Copyscape Online Plagiarism Test
Jangan lupa untuk meninggalkan komentar -cacian- setelah Sahabat membaca Tulisan dibawah ini yah...



Copyright (c) 2008-2011 by Ikhwal a.k.a Adham
All Right Reserved

Contact ikhwal_85@yahoo.com atau ikhwal_st@yahoo.com